Model koperasi bisa terdiri dari
semua aktifitas usaha. Mereka ada di sektor ekonomi tradisional seperti :
pertanian, perikanan, pelayanan konsumen dan pendanaan, perumahan dan produksi
(koperasi pekerja). Sekarang koperasi meluas ke banyak sektor dan
aktifitas termasuk penyewaan kendaraan, pengasuh anak, bidang sosial dan
kesehatan, pemakaman, orkestra, farmasi, sekolah, olah raga, pariwisata, sarana
umum (kelistrikan, air, gas dll) dan transportasi (taksi, bis dll) Dari skala kecil sampai
perusahaan multi juta dollar di dunia, koperasi mempekerjakan lebih dari 100
juta laki2 dan wanita dan lebih dari 800 juta yang menjadi anggota. Dari
100 juta yg bekerja di koperasi ini, 20% nya adalah dari perusahaan
multinasional.
Pada tahun 1994, PBB mengestimasi hampir 3 milyar manusia atau
½ penduduk dunia, kebutuhan sehari-hari nya dipenuhi oleh perusahaan koperasi. 30.000 koperasi di USA yang
beroperasi di 73.000 tempat, memiliki ASET lebih dari USD 3 Trilyun dan
menghasilkan PENDAPATAN lebih dari USD 500 Milyar dan MENGGAJI USD 25
Milyar (Sumber: National Co-operative Business Assosiation). Di UK (Inggris), Travel Agen
terbesar dimiliki oleh koperasi.
Di Singapore, koperasi
konsumen memegang 55% dari pasar Supermarket. NTUC Fairprice adalah Retailler
kedua terbesar di Singapore dgn omset US$1,65 Milyar (Sumber:
AsiaOneBusiness)
Di New Zealand, koperasi bertanggung
jawab terhadap 95% Dairy Market dan 95% dari export Dairy market. Mereka
memegang 70% pasar daging, 50% pasar pertanian, 70% pasar pupuk, 75%
pasar grosir farmasi, 62% grocery market (Sumber: New Zealand Co-operative
Association, 2007)
Perusahaan Ace Hardware adalah koperasi retail yg fokus pd produk2
perbaikan rumah, yg mempunyai 4.444 toko (2011) di dunia. Mempekerjakan 100.000
orang (2008) dgn omset US$ 12,5
billion (Rp. 125 Triliun)
(2007)
Bagaimana
dengan di Indonesia??
Jumlah
koperasi ditargetkan bisa mencapai 200.000 unit pada 2013 sehingga diharapkan
mampu meningkatkan penyerapan tenaga kerja di bidang koperasi sekaligus
menurunkan angka kemiskinan di Indonesia.
Dalam seuah artikel Menteri Koperasi dan UKM,
Sjarifuddin Hasan (Jakarta) mengatakan "Kami targetkan tahun ini jumlah
koperasi bisa mencapai 200.000 unit tersebar di seluruh pelosok
Indonesia,". Dari jumlah itu, pihaknya berharap jumlah koperasi tak aktif
juga akan semakin berkurang minimal di bawah angka 25 persen dari keseluruhan
koperasi yang ada. Pada 2012, jumlah koperasi juga tumbuh sebanyak 6,72 persen
dari 188.818 unit pada tahun sebelumnya mencapai 194.295 pada akhir November
2012. "Fakta tumbuhnya jumlah koperasi di Indonesia ini juga ternyata
berdampak positif bagi peningkatan penyerapan tenaga kerja," katanya.
Pihaknya mencatat jumlah anggota koperasi
aktif meningkat dari 30.849.913 orang pada 2011 menjadi 33.869.439 orang pada
akhir November 2012. Sementara peningkatan penyerapan tenaga kerja bidang
koperasi terjadi dari 377.238 tenaga kerja pada 2011 menjadi 429.678 tenaga
kerja sampai akhir November 2012.
Menteri mengatakan, pihaknya telah
mengupayakan berbagai program untuk mendorong perkembangan koperasi di tanah
air. "Salah satunya kami telah menyalurkan bantuan perkuatan permodalan
pada koperasi di pedesaan dan perkotaan yakni kepada sebanyak 1.250 unit
koperasi sepanjang 2012," katanya.
Untuk kepentingan itu pihaknya mengucurkan
dana Rp62,5 miliar dan khusus kepada 1 koperasi Wirausaha Pemula diberikan dana
Rp2,2 miliar. Selain itu, melalui APBN-P Kementerian Koperasi dan UKM Tahun
2012, pihaknya juga telah menyalurkan bantuan perkuatan di bidang pembiayaan
kepada 189 Wirausaha Pemula sebagai start up modal dengan dana sebesar Rp4,2
miliar.
Sementara itu, saat ditanyakan pengaruh
kenaikan tarif dasar listrik bagi UKM dan Koperasi. Sjarifuddin mengatakan,
dampak kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) terhadap sektor koperasi dan UKM
dinilainya tidak akan berpengaruh signifikan. "Menurut data kami, dampak kenaikan
TDL terhadap pelaku koperasi UKM tidak lebih dari lima persen," katanya.
Pihaknya mencatat, pada dasarnya listrik
bukan merupakan salah satu komponen utama bagi biaya operasional pelaku KUMKM.
Sejumlah komponen biaya yang justru berdampak langsung terhadap KUMKM atau
lebih dari 30 persen adalah bahan baku dan gaji karyawan. "Salah satu
upaya untuk menekan dampak itu adalah meningkatkan produktivitas pelaku
KUMKM," ucapnya. Menurut dia, jika produktivitas pelaku KUMKM meningkat
maka kenaikan salah satu komponen biaya operasional dapat diantisipasi dengan
baik. (Fida)
jadi sebenarnya pemerintah sudah mengupayakan untuk kemajuan sebuah
koperasi serta usaha-usaha mikro lainnya. Tinggal bagaimana kita memanfaatkan upaya
pemerintah dalam koperasi guna menjadi salah satu pengembang ekonomi di
Indonesia, terlebih untuk dapat bersaing dengan Negara asing.
Sumber :