dream, but don't sleep

Jumat, 25 Januari 2013

Pengembangan Koperasi



Model koperasi bisa terdiri dari semua aktifitas usaha. Mereka ada di sektor ekonomi tradisional seperti : pertanian, perikanan, pelayanan konsumen dan pendanaan, perumahan dan produksi (koperasi pekerja).  Sekarang koperasi meluas ke banyak sektor dan aktifitas termasuk penyewaan kendaraan, pengasuh anak, bidang sosial dan kesehatan, pemakaman, orkestra, farmasi, sekolah, olah raga, pariwisata, sarana umum (kelistrikan, air, gas dll) dan transportasi (taksi, bis dll)  Dari skala kecil sampai perusahaan multi juta dollar di dunia, koperasi mempekerjakan lebih dari 100 juta laki2 dan wanita dan lebih dari 800 juta yang menjadi anggota. Dari 100 juta yg bekerja di koperasi ini,  20% nya adalah dari perusahaan multinasional.

Pada tahun 1994, PBB mengestimasi hampir 3 milyar manusia atau ½ penduduk dunia, kebutuhan sehari-hari nya dipenuhi oleh perusahaan koperasi. 30.000 koperasi di USA yang beroperasi di 73.000 tempat, memiliki ASET lebih dari USD 3 Trilyun dan menghasilkan  PENDAPATAN lebih dari USD 500 Milyar dan MENGGAJI USD 25 Milyar (Sumber: National Co-operative Business Assosiation). Di UK (Inggris), Travel Agen terbesar dimiliki oleh koperasi.


Di Singapore,  koperasi konsumen memegang 55% dari pasar Supermarket. NTUC Fairprice adalah Retailler kedua terbesar di Singapore dgn  omset  US$1,65 Milyar (Sumber: AsiaOneBusiness)
Di New Zealand, koperasi bertanggung jawab terhadap 95% Dairy Market dan 95% dari export Dairy market. Mereka memegang 70% pasar daging, 50% pasar pertanian, 70%  pasar pupuk, 75% pasar grosir farmasi, 62% grocery market (Sumber: New Zealand Co-operative Association, 2007)


Perusahaan Ace Hardware adalah koperasi retail yg fokus pd produk2 perbaikan rumah, yg mempunyai 4.444 toko (2011) di dunia. Mempekerjakan 100.000 orang (2008) dgn omset US$ 12,5 billion (Rp. 125 Triliun) (2007) 

Bagaimana dengan di Indonesia??

Jumlah koperasi ditargetkan bisa mencapai 200.000 unit pada 2013 sehingga diharapkan mampu meningkatkan penyerapan tenaga kerja di bidang koperasi sekaligus menurunkan angka kemiskinan di Indonesia.

Dalam seuah artikel Menteri Koperasi dan UKM, Sjarifuddin Hasan (Jakarta) mengatakan "Kami targetkan tahun ini jumlah koperasi bisa mencapai 200.000 unit tersebar di seluruh pelosok Indonesia,". Dari jumlah itu, pihaknya berharap jumlah koperasi tak aktif juga akan semakin berkurang minimal di bawah angka 25 persen dari keseluruhan koperasi yang ada. Pada 2012, jumlah koperasi juga tumbuh sebanyak 6,72 persen dari 188.818 unit pada tahun sebelumnya mencapai 194.295 pada akhir November 2012. "Fakta tumbuhnya jumlah koperasi di Indonesia ini juga ternyata berdampak positif bagi peningkatan penyerapan tenaga kerja," katanya.
Pihaknya mencatat jumlah anggota koperasi aktif meningkat dari 30.849.913 orang pada 2011 menjadi 33.869.439 orang pada akhir November 2012. Sementara peningkatan penyerapan tenaga kerja bidang koperasi terjadi dari 377.238 tenaga kerja pada 2011 menjadi 429.678 tenaga kerja sampai akhir November 2012.

Menteri mengatakan, pihaknya telah mengupayakan berbagai program untuk mendorong perkembangan koperasi di tanah air. "Salah satunya kami telah menyalurkan bantuan perkuatan permodalan pada koperasi di pedesaan dan perkotaan yakni kepada sebanyak 1.250 unit koperasi sepanjang 2012," katanya.

Untuk kepentingan itu pihaknya mengucurkan dana Rp62,5 miliar dan khusus kepada 1 koperasi Wirausaha Pemula diberikan dana Rp2,2 miliar. Selain itu, melalui APBN-P Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2012, pihaknya juga telah menyalurkan bantuan perkuatan di bidang pembiayaan kepada 189 Wirausaha Pemula sebagai start up modal dengan dana sebesar Rp4,2 miliar.

Sementara itu, saat ditanyakan pengaruh kenaikan tarif dasar listrik bagi UKM dan Koperasi. Sjarifuddin mengatakan, dampak kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) terhadap sektor koperasi dan UKM dinilainya tidak akan berpengaruh signifikan. "Menurut data kami, dampak kenaikan TDL terhadap pelaku koperasi UKM tidak lebih dari lima persen," katanya.

Pihaknya mencatat, pada dasarnya listrik bukan merupakan salah satu komponen utama bagi biaya operasional pelaku KUMKM. Sejumlah komponen biaya yang justru berdampak langsung terhadap KUMKM atau lebih dari 30 persen adalah bahan baku dan gaji karyawan. "Salah satu upaya untuk menekan dampak itu adalah meningkatkan produktivitas pelaku KUMKM," ucapnya. Menurut dia, jika produktivitas pelaku KUMKM meningkat maka kenaikan salah satu komponen biaya operasional dapat diantisipasi dengan baik.  (Fida)

jadi sebenarnya pemerintah sudah mengupayakan untuk kemajuan sebuah koperasi serta usaha-usaha mikro lainnya. Tinggal bagaimana kita memanfaatkan upaya pemerintah dalam koperasi guna menjadi salah satu pengembang ekonomi di Indonesia, terlebih untuk dapat bersaing dengan Negara asing.

Sumber :